Oleh: Asep Sapaat
Imam al-Ghazali
menyatakan bahwa cinta kepada Allah adalah puncak tertinggi keberagamaan
seorang hamba. Sebagai seorang hamba, apakah amalan-amalan yang harus
dilakukan guru agar mendatangkan rahmat dan kasih sayang Allah?
Pertama, amal takwa. Guru harus melaksanakan semua perintah Allah SWT
dengan penuh kesungguhan dan menjauhi larangan Allah SWT dengan sikap
hati-hati. Firman Allah SWT, "Barang siapa menepati janji dan bertakwa,
maka sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa." (QS
Ali-Imran: 76).
Kedua, amal tawakal. Guru bertawakal akan
menunjukkan sikap berserah diri sepenuhnya kepada Allah setelah
melaksanakan ikhtiar (QS Ali-Imran: 159). Ciri-ciri guru bertawakal, di
antaranya beriman teguh kepada Allah, menjadikan Allah semata sebagai
tumpuan harapan terakhir, bekerja cermat dan maksimal sebelum berserah
diri kepada Allah, tidak mudah menyerah dan putus asa, sabar dan tabah
dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan, serta selalu meminta
pertolongan Allah dalam menghadapi permasalahan (Fathuddin, 2008).
Ketiga, amal ihsan. Amal ihsan berarti guru memiliki kebiasaan berbuat
baik kepada murid, orang tua murid, sesama guru, dan masyarakat. Allah
SWT berfirman, "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat ihsanlah (berbuat baiklah), karena sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berbuat baik." (QS al-Baqarah: 195).
Keempat,
amal berlaku adil. Amal berlaku adil adalah sikap guru dalam memutuskan
perkara dan berjuang dalam menegakkan keadilan. Guru tak boleh pilih
kasih, guru harus menilai kemampuan murid secara objektif, serta sikap
konsisten lainnya dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan dalam
ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar dan pendidik.
Firman Allah SWT, "Jika kamu memutuskan perkara di antara mereka, maka
putuskanlah perkara itu dengan adil. Sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang berbuat adil." (QS al-Maidah: 42).
Kelima,
amal sabar. Firman Allah SWT, "Mereka tidak menjadi lemah karena bencana
yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pernah
menyerah. Allah mencintai orang-orang yang sabar." (QS Ali-Imran: 146).
Guru yang sabar akan senantiasa tekun dalam bekerja, tak pernah lelah
berjuang, dan tegar dalam menghadapi segala ujian hidup baik berupa
kesenangan maupun kesempitan hidup.
Keenam, amal tobat. Karena
sejatinya guru adalah manusia, hamba Allah yang lemah dan kerap
tergelincir melakukan perbuatan dosa, maka guru harus memiliki kesadaran
terhadap pentingnya ikhtiar memperbaiki diri dan meminta ampunan kepada
Allah SWT (QS an-Nisa: 28; QS al-Maidah: 39). Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai anak Adam, jika sekiranya dosa-dosa kamu melampaui awan di
langit, kemudian kamu memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni semua
dosa dan kesalahanmu, dan Aku tidak memedulikannya." (HR Tirmidzi).
Wallahu a'lam bisshawab.
Sumber : http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/09/28/oe7f6u313-6-amalan-guru-agar-mendatangkan-rahmat-allah